Label xxx

Senin, 12 Agustus 2024

Bijaksana - 04 - BAB 02 - Hadzihi Akhlaquna


 الحكمة

Keempat: Bijaksana


ومن يؤت الحكمة فقد أوتي خيرا كثيرا

"Dan orang yang diberi-Nya kebijaksanaan (hikmah) itu, Sesungguhnya, ia telah diberi kebaikan yang banyak."

إن صاحب النية الخالصة والعبادة الصادقة يبقى صلاحه قاصراً عليه ولا يتعداه إلى غيره، 

Orang yang mempunyai niat baik dan ibadah yang benar, maka kebaikannya hanya akan bermanfaat untuk dirinya dan tidak bermanfaat bagi orang lain.

إن لم يرزق الحكمة في التعاملٍ، والإصابة في الاختيار،

apabila ia tidak memiliki sikap bijaksana (hikmah) dalam bergaul dan tepat dalam memilih (yang benar).

كما أن صاحب الحكمة تغدو حكمته نوعاً من النفاق الاجتماعي

Sikap bijaksana dapat digolongkan sebagai kemunafikan sosial

والسياسة المقيتة، إن لم تشفع لها روحانية عالية واستقامة على نهج الكتاب والسنة

dan strategi yang jitu apabila tidak diiringi dengan ruh yang tinggi dan tetap berpegang teguh dalam metode Al- Qur'an dan Sunnah.

كثير من التفاسير تفسر الحكمة أحياناً بأنها القرآن

Banyak ahli tafsir mendefinisikan hikmah (kebijaksanaan) dengan definisi yang berbeda-beda.

وأحياناً تفسرها بأنها السنة أو النبوة

Terkadang didefinisikan dengan Al-Qur'an, terkadang juga didefinisikan dengan Sunnah atau kenabian.

ولذلك وردت أحاديث في دعوة رسول الله ﷺ الحبر الأمة - ابن عباس - بأن يعلّمه الله التأويل والكتاب والفقه في الدين

Oleh karena itu, banyak sekali hadits yang menunjukkan doa Rasulullah ﷺ untuk "tinta umať" Ibnu Abas agar Allah memberikan ilmu untuknya dalam bidang ta'wil, Al- Qur'an dan fikih dalam bidang agama.

وأجملها في رواية للبخاري بقوله : اللَّهُمَّ عَلَّمْهُ الْحِكْمَةَ

Secara global, doa beliau ada dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, "Ya Allah, berilah ia hikmah."

Fat-hul Baari, 1/95


والمراد بذلك فهم القرآن والسنة، والعمل بهما، كما صرح بذلك كثير من التابعين

Adapun yang dimaksud dengan doa di atas adalah memahami Al-Qur'an dan Sunnah serta mengamalkan keduanya, sebagaimana dijelaskan oleh beberapa tabi'in,

وأكده ابن تيمية بقوله : وأما الحكمة في القرآن فهي معرفة الحق، وقوله، والعمل به (۲)

kemudian diperkuat oleh pernyataan Ibnu Taimiyah, "Adapun hikmah dalam Al-Qur'an adalah mengetahui yang benar dalam perkataan dan perbuatan." 

Shahih Bukhari kitab Fadhail Shahabah, bab 24, hadits no. 3756 (Fat-hu al- Baari7/100)


وإذا عدنا إلى اللغة وجدنا الحكمة

Apabila kita melihat dari segi bahasa, maka hikmah artinya

الإصابة في القول والعمل وأصلها وضع الشيء في موضعه

"Sesuai dalam perkataan dan perbuatan, sedang asalnya adalah meletakkan sesuatu pada tempatnya."

قال في اللسان : أحكم الأمر أتقنه

Disebutkan dalam kamus Lisanul Arab: "Ia menguasai masalah secara profesional,

ويقال للرجل إذا كان حكيماً

maka dikatakan pada seseorang yang bijaksana,

قد أحكمته التجارب . والحكيم المتقن

'Engkau mempunyai pengalaman yang luas. Dan bijaksana artinya orang yang benar- benar profesional (menguasai)." Mahmu Fatawa, Ibnu Taimiyah, 15/45.


وبتعريف الداعية المجرِّب، المستوحى من الحركة لهذا الدين

Definisi hikmah menurut seorang dai yang berpengalaman dalam bidang dakwah dan diambil dari gerakan dakwah Islam,

يعرّف صاحب الظلال الحكمة بقوله

dari pengarang kitab Tafsir fi Zhilalil-Qur'an bahwa hikmah adalah

توخّي القصد والاعتدال وإدارك العلل والغايات، ووضع الأمور في نصابها، في تبصر وروية وإدراك (٢)

"Adanya kesesuaian dengan tujuan dan moderat, mengetahui sebab-sebab dan rahasia-rahasianya, meletakkan masalah pada tempatnya dengan teliti, objektif serta profesional. "

Shafwa at-Tafasir, 2/490.

وللحكمة جذور فطرية، وأخرى مكتسبة

Untuk mendapatkan hikmah ada dua cara, yaitu ada yang sifatnya judzur fitriyah (pembawaan) dan ada juga dengan cara berusaha.

ومن أسباب اكتساب الحكمة التفقه في الدين

Di antara cara untuk mendapatkan hikmah adalah dengan memperdalam agama.

وهو من الخير الكثير الذي أشارت إليه الآية

Yaitu, kebaikan yang banyak yang disebutkan dalam ayat berikut ini.

ومن يؤت الحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِي خيراً كَثِيرًا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُوا الألباب [البقرة : ٢٦٩]

"Tuhan memberikan kebijaksanaan (hikmah) kepada siapa yang disukainya, dan orang yang diberi-Nya kebijaksanaan itu, sesungguhnya telah diberi kebaikan yang banyak. Hanyalah orang yang berakal dapat mengerti." Qs. 2 Al-Baqarah 269

وأكدته السنّة وبيّنت سبيل اكتساب الحكمة

Kemudian hadits menegaskannya tentang cara untuk mendapatkan hikmah,

من يرد الله به خيراً يفقهه في الدين (۳)

"Barangsiapa yang ingin mendapatkan kebaikan, maka Allah akan memberikan pemahaman tentang agama." Fi Zhilalil-Qur'an, 1/306.

وأشار صاحب الظلال إلى أنها ثمرة التربية القرآنية

Pengarang Tafsir fi Zhilal mengisyaratkan bahwa hikmah sebagai hasil dari pendidikan Al-Qur'an.

والحكمة ثمرة التعليم بهذا الكتاب

"Hikmah adalah hasil dari mempelajari Al-Qur'an,

وهي ملكة يتأتى معها وضع الأمور في مواضعها الصحيحة

yaitu kemampuan yang membuat seseorang dapat meletakkan sesuatu pada tempatnya secara benar,

ووزن الأمور بموازينها الصحيحة، وإدراك غايات الأمور والتوجيهات (1)

mampu menimbang sesuatu dengan timbangan yang benar, dan mengetahui inti permasalahan dan arahan-arahannya." Shahih Bukhari kitab al-'Ilmu, bab 13, hadits no. 71 (Fat-hu al-Baari 1/163).

بينما اعتبرها لقمان الحكيم مما يُكتسب بمجالسة الصالحين الذين يُقتدى بهم

Luqman al-Hakim mendefinisikan hikmah sebagai sesuatu yang dapat diperoleh dengan cara banyak duduk (bergaul) dengan orang-orang saleh yang menjadi panutan mereka.

كما في وصيته لابنه

Sebagaimana disebutkan dalam wasiatnya kepada anaknya,

يابني جالس العلماء، وزاحمهم بركبنيك

"Wahai anakku, duduklah bersama ulama dan berkumpullah bersamanya dengan bersimpuh di atas kedua lututmu.

فإن اللّه يحيي القلوب بنور الحكمة؛ كما يحيي اللّه الأرض الميئة بوابل السماء (1)

Sesungguhnya, Allah akan menghidupkan hati dengan cahaya hikmah, sebagaimana Allah menghidupkan bumi yang kering dengan siraman air. " Fi Zhilalil Qur'an, 1/133


وترجم البخاري في كتاب العلم لباب في : ( الاغتباط في العلم والحكمة )

Imam Bukhari menerjemahkannya dalam kitab al-'Ilmu pada bab "Bergembira karena Memperoleh Ilmu dan Hikmah",

باعتبار أن العلم وسيلة، وأن الحكمة نتيجة طبيعية، ولذلك نقل في الترجمة قول عمر

ia menganggap ilmu sebagai sarana, dan hikmah sebagai hasil result (alami). Oleh karena itu, Imam Bukhari dalam menerjemahkan maksud tadi menukil perkataan Umar r.a.,

 تفقهوا قبل أن تسودوا

Belajarlah, sebelum engkau menjadi pemimpin

لما تحتاجه الإمرة من حكمة العلم وتجربة العلماء

karena kepemimpinan dan kekuasaan itu membutuhkan hikmah ilmu dan pengalaman ulama,

ولما قد تشغل الإمرة المبكّرة في سن الصبا

dan karena adanya anak-anak yang masih muda umurnya telah memegang tampuk kekuasaan."

ولم يرد البخاري أن يُفهم من قول عمر

Namun Imam Bukhari tidak dapat memahami perkataan Umar r.a.

أن السيادة والإمرة تمنع من التواضع للعلم والعلماء

yang mengatakan bahwa kepemimpinan dan kekuasaan dapat menghalangi dirinya untuk bersikap tawadhu' pada ilmu dan ulama.

فعقّب البخاري : وبعد أن تسودوا، وقد تعلّم أصحاب النبي الله ﷺ في كبر سنهم (٢)

Kemudian Imam Bukhari mengakhiri ketidakpahamannya dengan perkataan, "Setelah mereka menjadi pemimpin, para sahabat Nabi ﷺ mempelajari ilmu pada usia tuanya."

Muwatha', Imam Malik, 2/1002, kitab al-'Ilmu, bab 1 hadits no. 1 (ungkapan tadi merupakan balaghah-keindahan bahasa- Imam Malik)


ثم إن من مشارب الحكمة الاستفادة من العمر والتُجارب، بالاعتبار وأخذ الحيطة لأمر الدين والدنيا

Di antara cara lain untuk mendapatkan hikmah adalah mengambil faedah dari umur dan pengalaman-pengalaman dengan cara mengambil pelajaran dan sikap hati-hati dalam urusan agama juga dunia.

ففي الحديث : ولا يلدغ المؤمن من جحر واحد مرتين (۳)

Dalam hadits disebutkan, "Seorang mukmin tidak akan tersandung dua kali oleh satu batu."

Shahih Bukhari kitab al-'Ilmu, dari penjelasan bab "Bergembira dalam Mendapatkan Ilmu dan Hikmah" (Fat-hu al-Baari 1/165).

وكثرة التجارب هي التي تكسب صاحبها الحلم والحكمة، وهذا ما يُفهم من حديث رسول الله ﷺ

Dengan banyak pengalaman dapat menjadikan pemiliknya memiliki sikap sabar dan hikmah (bijak). Hal ini dipahami dari hadits Rasulullah ﷺ,

لا حليم إلاّ ذو عشرة، ولا حكيم إلا ذو تجربة (٤)

"Tidaklah seseorang menjadi penyabar kecuali orang yang banyak tersandung, dan tidaklah seseorang menjadi bijak kecuali orang yang banyak pengalaman. " Shahih Bukhari kitab al-Adab, bab 83, hadits no. 6133 (Fat-hu al-Baari 10/ 529).

وعلّق عليه ابن الأثير : معناه : لا يحصل الحلم حتى يرتكب الأمور، ويعثر فيها، فيعتبر، ويستبين مواضع الخطأ، ويجتنبها .. (۱)

Ibnu Atsir mengomentarinya, "Sikap sabar (dewasa) itu tidak dapat diperoleh hingga ia telah melakukan beberapa masalah dan mengalami kegagalan di dalamnya, sehingga dengan itu ia akan mengetahui titik kesalahannya kemudian menjauhinya."

Dinukilkan oleh Ibnu Hajar dalam kitab Fat-hu al-Baari 10/529. Kemudian ia berkata, "Hadits ini juga diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad, dan oleh Ahmad serta dishahihkan oleh Ibnu Hibban."


وربما لا يصل الحكيم إلى ما وصل إليه إلا بعد التعلّم من الأخطاء والزّلات والسقطات

Dan, mungkin saja seseorang tidak akan sampai pada derajat orang yang bijaksana kecuali setelah ia belajar dari kesalahan, ketergelinciran, dan kegagalan yang ia jatuh di dalamnya.

التي وقع فيها بنفسه، أو بأن يتشرب نتائج خبرة من يفوقه عمراً أو علماً أو تجربة

Atau, ia mengambil pengalaman dari orang yang lebih tua darinya, atau banyak ilmunya, atau lebih banyak pengalamannya.

والمغفّل مَن لا تنفعه التجارب، ولا تعلّمه الأيام

Adapun orang bodoh adalah orang yang tidak menjadikan pengalamannya sebagai sesuatu yang bermanfaat dan tidak menjadikan hari-harinya yang sudah berlalu sebagai pelajaran.

ولذلك فصّل الخطّابي فقال

Al- Khatabi menjelaskan hal tersebut,

ليكن المؤمن حازماً حذراً، لا يؤتى من ناحية الغفلة فيُخدع مرة بعد أخرى، وقد يكون ذلك في أمر الدين، كما يكون في أمر الدنيا، وهو أولاهما بالحذر (۲)

"Jadilah seorang mukmin yang tegas dan bersikap hati-hati, tidak hidup sebagai orang yang bodoh sehingga ia ditipu dan ditipu. Mungkin hal itu terjadi dalam urusan agama ataupun urusan dunia, dan diperlukan sikap berhati-hati untuk keduanya, Fat-hu al-Baari, 1/530.

فالواجب على الحكيم أن يتروّى ويتعقّل ولا يعرّض نفسه للزلاّت

Maka, kewajiban seorang yang bijak adalah bersikap hati-hati dalam menggunakan akalnya dan jangan sampai ia terjatuh yang menimbulkan kegagalan.

فقد ورد أن صحابياً أتى رسول الله ﷺ فقال : . . يا رسول الله علمني وأوجز

Seorang sahabat telah mendatangi Rasulullah ﷺ, Ia berkata, "Ya Rasulullah ﷺ, ajarkanlah aku ilmu dan ringkaslah pelajaran tersebut."

فأجابه : إذا قمت في صلاتك فصلّ صلاة مودع، ولا تكلم بكلام تعتذر منه، وأجمع اليأس عما في أيدي الناس (۳)

Kemudian Rasulullah ﷺ menjawabnya, "Apabila engkau melaksanakan shalat maka lakukanlah dengan khusyu (seolah-olah shalat itu adalah shalat terakhirmu). Janganlah engkau berbicara tentang sesuatu kemudian engkau meminta maaf karena pembicaraan itu dan bersikap hati-hatilah apabila ingin berurusan dengan orang-orang." Fat-hu al-Baari, 1/530.

فجعل الاحتياط في إطلاق الكلمات، وإبعاد النفس عن الوقوع في الحرج

Oleh karena itu, bersikap hati-hati dalam mengeluarkan kata-kata dan menjauhkan diri dari membuat masalah

من ثمرات الحكمة التي توجز تجارب الرّجال

merupakan dari buah kebijaksanaan yang diperoleh laki-laki dari pengalaman hidupnya.

ومن شُكر صاحب الحكمة اللّه على ما آتاه

Bentuk rasa syukur seorang bijak kepada Allah atas segala sesuatu yang diberikan Allah kepadanya

أن يعلم الناس ثمرة حكمته، وخلاصة فقهه وتجاربه

adalah mengajarkan orang-orang hasil dari sikap bijaknya, inti pemahamannya, dan pengalamannya.

وعندئذٍ يكون حريّاً بأن يغبطه الناس، ويتمنوا الوصول إلى مثل مقامه، كما جاء في الحديث

Sehingga dengan ini, ia menjadi panutan bagi orang-orang dan menjadi harapan bagi mereka untuk menjadi seperti dirinya, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits,

لا حسد إلاّ في اثنتين : رجل آتاه الله مالاّ فسُلط على هلكته في الحق

"Tidak boleh hasad kecuali dalam dua hal: seorang laki-laki yang diberi harta oleh Allah kemudian ia menghabiskannya dalam kebenaran,

ورجل آتاه اللّه الحكمة فهو يقضي بها ويعلمها (۱)

dan seorang laki-laki yang diberi sikap bijaksana kemudian ia melaksanakannya dan mengajarkannya." Shahih Ibnu Hibban, karangan al-Bani dalam kitab az-Zuhd, bab 15, hadits no. 3363/4171 (hasan).

ويفسّر ابن حجر الحكمة تفسيراً جامعاً

Ibnu Hajar telah menafsirkan hikmah dengan penafsiran yang luas.

فيقول : المراد بالحكمة : كل ما منع من الجهل، وزجر عن القبيح (٢)

Ia berkata, "Yang dimaksud dengan hikmah adalah setiap sesuatu yang dapat mencegah dari kebodohan dan mendapat celaan karena melakukan perbuatan tercela." Shahih Bukhari kitab al-Ahkam, bab 3, hadits no. 7141 (Fat-hu al-Baari 13/120).

والغرض من الوصول إلى أعلى درجة من الحكمة الحرص على الإصابة في القول والعمل

Tujuan mencapai derajat tertinggi dari sikap hikmah (bijaksana) adalah keinginan untuk mencapai kebenaran dalam perkataan dan perbuatan

واستعمال هذه الحكمة في الدعوة إلى الله

serta menggunakan hikmah dengan cara berdakwah kepada Allah.

ادع إلى سبيل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة ... النحل : ١٢٥

Firman-Nya, "Ajaklah mereka kepada jalan Tuhan dengan bijaksana dan pengajaran yang baik." Qs. An-Nahl [16] 125

ويقول ابن القيم : أطلَقَ الحكمة ولم يقيدها بوصف الحسنة، إذ كلها حسنة، ووصفُ الحسن لها ذاتي (۳)

Ibnul Qayyim berkata, "Bijaksana (hikmah) dalam Al-Qur'an disebutkan secara mutlak dan tidak dibatasi dengan sikap baik, karena bijaksana semuanya baik dan sikap baik terdapat dalam sikap bijaksana itu sendiri (dzati)." Fat-hu al-Baari 1/166, ketika menjelaskan hadits no. 73

ولذلك فإن المعايشين للدعاة ذوي الفطانة والحكمة يتذوقون لذة التأدب على أيديهم ويستقبلون توجيهاتهم بارتياح ورضا وحسن قبول

Oleh karena itu, orang-orang yang hidup bersama para dai yang cerdas dan bijaksana akan merasakan enaknya etika yang mereka miliki dan akan menerima nasihatnya dengan lapang dada, rela serta penyambutan yang baik.

كما جاء في روح المعاني عن صاحب البحر

Hal itu disebutkan dalam kitab Ruhul-Ma'aani yang ditulis oleh pengarang kitab al-Bahru

 أنها الكلام الصواب الواقع من النفس أجمل موقع (٤)

"Hikmah adalah perkataan yang benar yang berada di dalam hati, atau tempat yang paling indah."

Madarijus-Salikin, 1/445

وكلما كان الداعية أكثر فقهاً، وأرجح عقلاً، وأصوب بصيرة، كان أكثر حكمة

Di saat seorang dai memiliki pengalaman yang banyak, akal yang tepat dan pendapat yang teliti, berarti ia telah memiliki sikap bijaksana.

وقد جاء في فتح القدير : أن الحكمة التي أوتيها لقمان هي : الفقه والعقل والإصابة, ووافقه القرطبي (٥)

Dalam kitab Fat-hu al-Qadir disebutkan, "Hikmah yang diberikan kepada Luqman adalah pemahaman, akal, dan ketepatan dalam memilih yang benar," dan al-Qurtubi pun sepakat akan hal itu.

Ruhul Mani, 14/254 ketika menjelaskan surat an-Nahl ayat 125.

ومن صور الدعوة بالحكمة

Dari bentuk dakwah yang menggunakan cara hikmah (bijaksana) adalah

النظر في أحوال المخاطبين وظروفهم، والقدْر الذي يبيّنه لهم في كل مرّة؛

melihat keadaan dan kondisi orang yang didakwahi dan dakwah yang akan dijelaskan kepada mereka agar tidak memberatkan

حتى لا يثقل عليهم، ولا يشقّ بالتكاليف قبل استعداد النفوس لها

dan tidak membebani mereka dengan kewajiban-kewajiban yang belum siap dilaksanakan oleh diri mereka.

والطريقة التي يخاطبهم بها، والتنويع في هذه الطريقة حسب مقتضياتها؛

Juga cara yang digunakan dalam dakwah dan memvariasikan caranya tergantung tuntutan dakwah.

فلا تستبدّ به الحماسة والاندفاع والغِيرة؛ فيتجاوز الحكمة في هذا كله وفي سواه (۱)

Jangan sampai karena semangat yang menggelora, keinginan yang tergesa-gesa, dan ghirah yang memuncak dirimu bersikap otoriter dan meninggalkan sikap bijaksana, baik dalam hal ini maupun hal lainnya.

Fat-hu al-Qadir, as-Syaukani, 4/237

خلاصة هذا الفصل وعناصره

KESIMPULAN

الحكمة بغيرالاستقامة نفاق اجتماعي

Bersikap bijaksana (hikmah) tanpa diringi dengan sikap istiqamah (konsisten pada Al-Qur'an dan Sunnah) merupakan kemunafikan sosial.

 من معاني الحكمة √

Di antara makna bijaksana adalah:

 فهم القرآن، ومعرفة الحق والعمل به -

- Memahami Al-Qur'an dan mengetahui kebenaran serta mengamalkannya.

ـ وضع الشيء في موضعه

- Meletakkan sesuatu pada tempatnya.

ـ توخي القصد ومحاولة إدراك العلل، ووضع الأمور في نصابها

- Mencapai tujuan dan berusaha mengetahui sebab-sebabnya serta meletakkan sesuatu dengan cara yang benar.

 من أسباب اكتساب الحكمة √

√ Di antara cara mendapatkan sikap bijak adalah:

ـ التفقه في الدين

- Mempelajari agama.

ـ الاستفادة من تجارب العمر

- Mengambil pelajaran dari pengalaman hidup.

ـ التعلم من الأخطاء

- Belajar dari kesalahan.

ـ الاحتياط من الوقوع في الخطأ

- Berhati-hati agar tidak terjatuh dalam kesalahan.

 من شكر الله على نعمة الحكمة، تعليمها للناس √

√ Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah karena mendapatkan nikmat hikmah adalah mengajarkannya kepada orang lain.

الحرص على الوصول إلى الصواب من أسمى الحكمة 

Berusaha meraih kebenaran adalah hikmah yang paling mulia.

من الحكمة في الدعوة مراعاة أحوال المخاطبين وظروفهم

Dari bentuk hikmah dalam berdakwah adalah memperhatikan keadaan dan kondisi orang yang diajak dakwah.

Tidak ada komentar: