Label xxx

Jumat, 25 Oktober 2024

Mendahulukan yang bermanfaat - 07 - BAB 02 - Hadzihi akhlaquna-


 تقديم النفع


Ketujuh: Mendahulukan yang Bermanfaat



أحب الناس إلى الله انفعهم

"Orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling banyak manfaatnya. " 246


نرى كثيرا من الطاقات المدفونة بين جوانح أصحابها، 

Kita melihat banyak potensi tersembunyi dalam diri pemiliknya

ونلمس جوانب من الخير كامنة في نفوس أربابها

dan kita juga dapat merasakan banyak kebaikan terselubung dalam jiwa pemiliknya.

ولكنها غير متعدية إلى الآخرين لا بنفع ولا إفادة

Akan tetapi, sayang sekali, kebaikan itu tidak dirasakan oleh orang lain, baik manfaatnya maupun petunjuknya.

وكم تكون الصورة محزنة حين تجد فقيها بصحبة جاهل لم يفده من فقهه

Berapa banyak contoh menyedihkan yang terjadi, di mana seorang faqih (orang pintar) bergaul bersama orang bodoh namun orang bodoh ini tidak mendapatkan manfaat kepandaian kawannya.

وقارئا برفقة أميّ لم ينفعه بحسن تلاوته

Atau, seorang yang pandai membaca bergaul dengan orang buta huruf, namun orang buta huruf tidak mendapatkan manfaat dari kepandaian kawannya.

وعابدا بجوار فاسق ولم يتعدّ إليه شيء من صلاحه

Atau, seorang saleh yang bertetangga dengan orang fasik, namun kebaikannya tidak dapat dicontoh oleh orang fasik

الدعوة نفسها نفع عام

Dakwah pada intinya adalah memberi manfaat kepada orang lain.

فحين دخل أبو ذر في الإسلام كان من حديث رسول الله ﷺ  معه أن قال له

Ketika Abu Dzar masuk Islam, di antara percakapannya bersama Rasulullah ﷺ beliau berkata kepada Abu Dzar,

فهل أنت مبلغ عني قومك؛ لعل الله عزوجل أن ينفعهم بك، ويأجرك فيهم (۱)

"Apakah engkau dapat menjadi utusanku kepada kaummu. Semoga Allah memberi manfaat kepada mereka melalui dirimu, dan memberi pahala kepadamu karena bersama mereka."

Shahih al-Jami hadits no. 176 (hasan). Shahih al-Jami'hadits no. 176 (hasan).

وكانت التربية الأولى الحديث الدخول في الإسلام تربية على الدعوة، والحرص على تعدّي نفعه إلى الآخرين

Pendidikan pertama bagi orang yang baru masuk Islam adalah pendidikan dalam berdakwah dan usaha untuk memberikan manfaat kepada orang lain.

وكان خال الجابر بن عبد اللّه يرقي من العقرب، فقال

Paman Jabir bin Abdullah melakukan ruqyah (pengobatan dengan membaca Al-Qur'an) karena terkena sengatan kalajengking.

يارسول الله إنك نهيت عن الرّقى، وإني أرقي من العقرب

Ia berkata kepada Rasulullah saw., "Wahai Rasulullah, engkau melarang untuk melakukan ruqyah, namun sesungguhnya aku telah melakukannya karena terkena sengatan kalajengking."

وكأنه يستأذن في ذلك

Ketika berkata seperti itu, ia seakan-akan meminta izin untuk melakukan hal itu.

فقال رسول الله ﷺ : ( من استطاع أن ينفع أخاه فليفعل (٢)

Rasulullah ﷺ menjawab, "Barangsiapa yang dapat membantu saudaranya maka lakukanlah." Shahih Muslim, kitab al-Fadhail, bab 28, hadits no. 132/ 2473 (Syarh an- Nawawi 8/260).

ومع التشديد الوارد بشأن السحر فقد أفتى سعيد بن المسيب بجواز

Walaupun ada larangan keras dalam hal yang berkenaan dengan sihir, Sa'id bin Musayib telah berfatwa untuk membolehkan meminta bantuan ahli sihir untuk mengobati orang yang terkena sihir. 


الاستعانة بساحر في حلّ السحر عن المصاب به، وقال في ذلك : لا بأس به، إنما يريدون به الإصلاح، فأما ما ينفع فلم يُنه عنه (۱)

Dalam hal itu ia berkata, "Tidak masalah memakainya, karena tujuan mereka untuk kebaikan. Segala sesuatu yang dapat memberi manfaat, maka tidak dilarang." 

Musnad Ahmad,3/ 302 Muslim juga meriwayatkannya dalam kitab as-Salam, hadits no. 62/2199 (Syarh an-Nawawi, 7/437

فالاصل في المسلم أنه يسعى لنفع الناس لا أنه يمنع النفع عنهم (٢)

Pada dasarnya, seorang muslim harus berusaha memberi manfaat bagi orang lain, dan bukan menghalangi manfaat yang ada pada mereka. 

Shahih Bukhari kitab ath-Thib, penjelasan bab 49 (Fat-hu al-Baari 10/233).

وتجد بعض النفوس أحيانا تمتنع عن الإقدام على أعمال لا تضّرها

Beberapa orang merasa enggan untuk melakukan perbuatan yang tidak merugikannya padahal perbuatan tersebut dapat memberi manfaat bagi orang lain,

مع أن فيها نفعا لغيرها، اقتصارا على مصالحها الشخصية في حدود ذواتها واهتماماتها

dan hal itu disebabkan karena ia hanya melakukan dan memperhatikan sesuatu yang dapat memberikan manfaat untuk kepentingan pribadinya.

وليس هذا من شأن المسلم

Hal inilah yang tidak termasuk karakter seorang mukmin.

ولذلك عنّف عمر بن الخطاب رضي الله عنه محمد بن مسلمة لما منع الضحاك بن خليفة من حفر ساقية ماء تصل إلى أرضه مارّة بأرض محمد بن مسلمة

Oleh karena itu, Umar bin Khaththab r.a. mengecam keras Muhammad bin Maslamah yang melarang Dhahak bin Khalifah untuk menggali saluran air yang melewati tanah miliknya.

فقال عمر : لِمَ تمنع أخاك ما ينفعه، وهو لك نافع، تسقي به أولا وآخرا، وهو لا يضرك

Umar berkata, "Mengapa engkau melarang saudaramu yang dapat memberi manfaat baginya? Bukankah itu juga bermanfaat untukmu? Mengairi tanah pertama dan yang terakhir tidak akan merugikanmu.

والله ليَمُرّنَّ به ولو على بطنك (۳)

Demi Allah, ia boleh menggali saluran air walaupun harus melewati perutmu."

[[= Catatan : Pembahasan tentang penghalalan sihir secara mutlak ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, untuk lebih jelasnya silakan lihat buku "Peringatan yang gamblang untuk memperingatkan orang-orang sakit dan yang berobat dengan menggunakan ruqyah dan Al-Qur'an," karangan Fathi bin Fathi al-Jundi. Buku tersebut cetakan bar Thaibah. Juga perlu melihat kitab Fat-hul Majid Syarah, Kitab at-Tauhid dalam bab an-Nasrah=]]


إن الأصل في المسلم أنه يسعى إلى تقديم الخدمة لمن يحتاجها والنصيحة لمن يجهلها، والمنفعة إلى من هو أهل لها، بمبادرة منه وحيص من طرفه

Pada dasarnya, seorang muslim harus mengulurkan bantuan bagi siapa saja yang membutuhkan, memberikan petunjuk bagi orang yang tidak tahu dan memberi bantuan kepada orang yang berhak. Namun, perbuatan itu dilakukan karena inisiatif dan keinginannya sendiri.

ورسولنا ﷺ كان يسعى إلى العباس ليقول له : ه ياعم ! ألا أحبوك ؟ ألا أنفعك ؟ ألا أصلك ؟ . . (٤)

Rasulullah ﷺ telah menawarkan beberapa hal kepada Abbas. Beliau berkata kepadanya, "Wahai paman, apakah engkau ingin aku mencintaimu? Apakah engkau ingin aku memberi manfaat untukmu? Dan, apakah engkau ingin aku menguatkan silaturahmi denganmu?"

Muwatha', Imam Malik, kitab al-Aqdiyah, bab 26, hadits no. 33

وعلّمه صلاة التسبيح، وهكذا كان يعرض نفسه للنفع 

Beliau mengajarkan Abbas tentang shalat tasbih. Demikianlah, beliau menawarkan dirinya untuk memberikan bantuan (manfaat),

ويعلم الناس النفع، وكان من وصية رسول الله ﷺ لا بي برزة حين جاءه يقول

mengajarkan orang lain tentang manfaat (yang dapat diraihnya).

Rasulullah ﷺ berwasiat kepada Abu Barzah ketika ia mendatangi Rasulullah. Abu Barzah berkata, "

يا رسول الله علمني شيئا ينفعني الله تبارك وتعالى به، قال له

Wahai Rasulullah, ajarkan aku sesuatu yang dapat memberikan manfaat bagiku dari Allah subhanallah wa ta'ala, Rasulullah ﷺ menjawab,

انظر ما يؤذي الناس فاعزله عن طريقهم (۱)

"Carilah hal-hal yang dapat membahayakan orang banyak, lalu buanglah dari jalan mereka."

Shahih Sunan Ibnu Majah, kitab Shalat, bab 190, hadits no. 1138/1386 (shahih).

ومثل هذه الخدمات تنمّي في نفس الداعية التواضع

Sikap membantu ini harus ditumbuhkan dalam jiwa seorang dai yang tawadhu.

وتعمّق في نفسه معاني الخير، وتجعل المجتمع من حوله يرى فيه حرصا عمليا على كل ما يعود عليهم بنفع، أو يدفع عنهم ضررا

Harus ditanamkan nilai-nilai kebaikan di dalam dirinya agar masyarakat dapat melihat, bahwa dalam diri seorang dai tertanam keinginan untuk melakukan hal-hal yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat umum atau dapat mencegah kerugian yang akan menimpa mereka.

وإذا ما تذكّر المؤمن نعمة الله عليه بالهداية، وذاق حلاوة الإيمان ونعيم الطاعة

Seorang mukmin, apabila ia ingat nikmat Allah dalam bentuk hidayah yang diberikan kepadanya dan telah merasakan nikmatnya iman dan indahnya ketaatan,

فلن يبخل بالكلمة الطيبة؛ ليستنقذ بها أناسا ما زالوا محرومين مما ذاق، ومحجوبين عمّا عرف

maka ia tidak akan pelit untuk membagikan nasihatnya yang baik untuk menyelamatkan manusia yang masih belum mendapatkan apa yang telah ia rasakan dan terhalang dari apa yang telah ia ketahui.

ولذلك ضرب ﷺ مثلا بالأرض الطيبة التي قبلت الغيث فأنبتت

Oleh karena itu, Rasulullah saw. mengumpamakannya seperti tanah yang subur ketika ia menerima hujan, maka ia akan menumbuhkan tanaman.

فقال : فذلك مثل من فقه في دين الله عز وجل، ونفعه الله عز وجل بما بعثني به، ونفع به فعلم وعلّم

Beliau bersabda, "Hal itu seperti orang yang memahami agama dan Allah membantunya dengan ilmu yang diturunkan kepadaku sehingga ia menikmati manfaatnya. Ia menjadi tahu dan mengajarkannya (kepada orang lain). " Musnad Ahmad, 4/423. Imam Muslim juga meriwayatkan hal senada dalam kitab al-Birr, hadits no. 132/1914. 

والداعية الحريص هو الأرض الطيبة التي تشرّبت الخير وجادت به

Seorang dai yang sungguh-sungguh ingin membantu, seperti tanah subur yang menyerap kebaikan dan menggunakannya dengan baik.

ولم يكن رسول الله ﷺ ليترك فرصة ركوب غلام - كابن عباس -

Rasulullah ﷺ tidak meninggalkan seorang anak yang menaiki kendaraan di belakangnya seperti Ibnu Abbas,

خلفه دون أن يزيده انتفاعا بما يربّيه ويملأ وقت الطريق، فقال له

kecuali beliau memberikan manfaat baginya melalui pendidikannya dan mengisi waktu perjalanannya. Beliau bersabda,

ألا أعلمك كلمات ينفعك الله بهن .. احفظ الله يحفظك

"Apakah engkau ingin aku ajarkan kalimat yang Allah akan menjadikannya bermanfaat bagimu; jagalah Allah maka Allah akan menjagamu."

Shahih Bukhari kitab al-'Ilmu, bab 20, hadits no. 79 (Fat-hu al-Baari 1/175). 

واصطبغ الصحابة رضي الله عنهم بهذا الخلق، وكان هذا شأن أبي هريرة مع انس بن حكيم حيث قال له 

Semua sahabat pun terwarnai oleh akhlak ini. Inilah kondisi Abu Hurairah r.a. bersama Anas bin Hakim ketika ia berkata kepadanya,

يافتي ! ألا أحدثك حديثا لعل الله أن ينفعك به ؟ .. إن أول ما يُحاسب الناس به يوم القيامة من أعمالهم الصلاة .. (١)

"Wahai pemuda, apakah engkau ingin aku ceritakan sebuah hadits yang semoga Allah memberi manfaat bagimu? Sesungguhnya, amal pertama yang akan dihisab pada hari Kiamat adalah shalat." Musnad Ahmad, 1/307, al-Bani menshahihkannya dalam Shahih al-Jami'hadits no. 7957.


ونفع الأقربين أكثر وجوبا وأعظم أجرا . قال أبو قلابة

Membantu keluarga lebih wajib dan lebih banyak pahalanya. Abu Qalabah berkata,

وأي رجل أعظم أجرا من رجل ينفق على عيال صغار؛ يُعفّهم أو ينفعهم الله به : ويعينهم اللّه به ويغنيهم ! (۲)

"Seorang laki-laki yang paling banyak pahalanya adalah laki-laki yang menginfakkan hartanya untuk keluarganya yang masih anak-anak. Allah akan mencukupkan mereka atau membantunya melalui orang ini dan Allah akan membantu mereka dan mencukupkannya melaluinya. Musnad Ahmad, 2/425. Dan hadits marfu ad Ahmad, yang ada dalam Shahih Abu Daud karangan al-Bani, hadits no. 770/864 (shahih).

وهذا الاهتمام بالأقارب كسب لقلوبهم، وصلة رحم، ورمز وفاء

Perhatian kepada keluarga akan menarik simpati hati mereka, menyambungkan silaturahmi, simbol tanggung jawab,

وعنوان محبة، ودليل رحمة، خاصة حين يكون فيهم أطفال صغار

tanda rasa cinta dan bukti kasih sayang, khususnya ketika mereka masih anak- anak.

يفتقدون الرعاية والحنان وأهم الحاجات البشرية

Anak-anak yang kehilangan pengawasan dan rasa kasih sayang karena itu merupakan kebutuhan manusia yang paling penting.

إن أبواب النفع كثيرة، أجملها رسول الله ﷺ بقوله

Sesungguhnya, banyak jalan (cara) yang dapat kita lakukan untuk membantu. Rasulullah ﷺ telah meringkasnya dalam sabdanya,

على كل مسلم صدقة ، وضرب لها بعض الأمثلة بحسب القدرة

"Setiap muslim berkewajiban untuk bersedekah." Beliau memberi perumpamaan sesuai dengan kemampuannya,

فيعمل بيديه، فينفع نفسه ويتصدق

"Bekerja dengan tangannya sendiri dapat membantu dirinya untuk bersedekah.

فيعين ذا الحاجة الملهوف

Ia juga dapat membantu orang yang sedang membutuhkan.

وإن لم : يفعل المسلم شيئا من ذلك : فليمسك عن الشرّ فإنه له صدقة (۳)

Apabila ia tidak dapat melakukannya, maka jagalah dirimu agar tidak melakukan kejahatan, karena hal itu juga termasuk sedekah."

Shahih Muslim, kitab az-Zakat, bab 12, hadits no. 38/1994 (Syarh an-Nawawi, 4/85).

وهذه أدنى مراتب النفع التي لا ينبغي المؤمن أن ينزل عنها، ولا يليق بداعية أن يقف عندها

Ini adalah tingkat bantuan yang paling kecil. Seorang mukmin tidak layak melakukan yang lebih rendah dari itu dan tidak baik jika tetap terus dalam tingkatan seperti itu.

والجهاد أعلى مراتب النفع والعزلة ادناها

Jihad adalah tingkatan tertinggi dalam memberi bantuan, sedang mengasingkan diri adalah tingkatan yang paling rendah.

سأل أعرابي : يارسول الله ! أيّ الناس خير؟

Seorang Badui bertanya pada Rasulullah ﷺ, "Wahai Rasulullah, orang apa yang paling baik?"

قال : «رجل جاهد بنفسه وماله، ورجل في شعب من الشعاب، يعبد ربه، ويدع الناس من شره (۱)

Beliau menjawab, "Seorang laki-laki yang berjuang dengan jiwa dan hartanya dan seorang laki-laki yang memisahkan diri, ia menyembah Tuhannya dan meninggalkan kejahatan."

Shahih Bukhari kitab al-Adab, bab 33, hadits no. 6022 (Fat-hu al-Baari 10/447).

فالذي جاهد نفع الناس بتضحيته بروحه وجوده بماله لحمايتهم ولإرهاب عدوهم وهذا أكبر الخير

Orang yang berjuang membantu masyarakat dengan mengorbankan jiwanya dan menginfakkan hartanya untuk mereka dan menakut-nakuti musuh-musuhnya, ini adalah tingkat kebaikan tertinggi.

والناس يتفاوتون في الخير ما بين منزلة المجاهد ومنزلة المعتزل الكافّ لشره عن الناس

Manusia berbeda-beda dalam tingkat kebaikannya. Tingkat seorang mujahid dengan tingkat seorang yang berkhalwat (menyendiri) untuk menjaga dirinya dari kejahatan manusia juga berbeda.

وتعظُم المسؤولية ويثقل العبء على من تولى أمر بضعة من المسلمين؛ لأنه أقدر على دفع الضر أو جلب النفع بما أوتي من سلطان إمرة وحق الطاعة

Orang yang mengurus sekelompok umat Islam tanggung jawabnya semakin besar dan bebannya semakin berat, karena ia lebih mampu untuk mencegah kemudharatan dan mendatangkan manfaat melalui kekuasaan dan hak taat yang dimilikinya.

وفي ذلك يقول رسول الله ﷺ : . . . فمن ولي شيئا من أمة محمد ﷺ فاستطاع أن يضرّ فيه أحدا، أو ينفع فيه أحدا، فليقبل من محسنهم، ويتجاوز عن مسيئهم (۲)

Dalam hal itu, Rasulullah ﷺ bersabda, "Barangsiapa yang mengurusi urusan umat Muhammad ﷺ, ia mampu untuk mencelakakan orang atau membantunya, maka terimalah kebaikannya dan maafkanlah kejahatannya."

Shahih Bukhari kitab ar-Raqaiq, bab 34, hadits no. 6494 (Fat-hu al-Baari, 11/330). 

بحيث يبقى أمره يدور بين تكريم محسنهم، والعفو عن مسيئهم

Dengan demikian, permasalahan ada di sekitar penghargaan atas kebaikan dan pengampunan atas kejahatannya.

أي بين تقديم نفع أو دفع أذى؛ لأن أهل الإمرة كثيرا ما يجورون وهم لا يشعرون

Atau, antara memberikan bantuan dan mencegah kemudharatan karena orang yang berkuasa suka melakukan kejahatan dan mereka tidak merasakannya.

فإذا ما وضعوا نُصب أعينهم مهمة جلب المنفعة ودرء الأذى عصموا أنفسهم من الزلل بإذن الله

Apabila perhatian para penguasa adalah menarik manfaat dan menolak mudharat, maka mereka telah terjaga dari kehinaan dengan izin Allah.

ومن الصور العملية لخلق النفع ألا تستبقي أرضا تملكها دون خدمة ولا زراعة، مع وجود أخ لك عاطل عن العمل يستطيع أن يستخرج خير الأرض

Salah satu bentuk nyata akhlak orang yang suka membantu adalah tidak membiarkan tanah yang ia miliki tanpa dimanfaatkan ataupun ditanami padahal masih ada saudaranya yang tidak mempunyai pekerjaan, yang mampu mengelola tanah tersebut sehingga membuahkan hasil dan manfaat.

وأن ينتفع بها، وفي ذلك يقول رسول الله ﷺ : من كانت له أرض فليزرعها، فإن لم يزرعها فليُزْرَعها أخاه (۳)

Dalam hal ini, Rasulullah ﷺ bersabda, "Barangsiapa yang memiliki tanah maka tanamilah. Apabila tidak, maka biarkanlah saudaramu yang menanaminya."

Shahih Bukharikitab al-Jum'at, bab 29, hadits no. 927 (Fat-hu al-Baari 2/404).


وكم لدى المسلمين من قدرات معطلة، وثروات مكنوزة، وطاقات مهدورة ولا نلتفت إلى التفكير في استغلالها ؛ فيما يعود بالنفع على المسلمين

Betapa banyak umat Islam yang kemampuannya terbengkalai, hartanya terpendam, potensinya terbuang dan tidak terpikirkan untuk dieksploitasi sehingga menghasilkan manfaat bagi orang lain.

أفلا تجود بعلمك، وتتصدق بعرقك، وتعين بسعيك لتكون دائما ممن جعله الله مفتاحا للخير، مغلاقا للشر

Apakah engkau tidak ingin membantu dengan ilmumu? Apakah engkau tidak ingin bersedekah dengan mengeluarkan keringatmu dan membantu dengan usahamu, Sehingga apa yang diciptakan Allah ini menjadi kunci kemakmuran dan kunci keburukan?

وعندئذ بُشراك الجنّة كما في الحديث

Jika engkau dapat melakukan hal ini, maka berbahagialah dengan surgamu sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits,

فطوبى لمن جعل الله مفاتيح الخير على يديه، وويل لمن جعل الله مفاتيح الشر على يديه (١)

"Berbahagialah orang yang telah dijadikan Allah sebagai kunci kebaikan, -dan celakalah orang yang telah dijadikan Allah sebagai kunci keburukan." Shahih Muslim, kitab al-Buyu, bab 17, hadit no. 88 (Syarh an-Nawawi, 5/454).

ولدوام النفع بأمثال هؤلاء لابد من تعزيزهم بالمال والسلطان

Untuk melanggengkan manfaat orang-orang seperti mereka, maka mereka perlu dibantu dengan harta dan kekuasaan.

وقد ذكر النسائي - عقب حديث في كتاب قَسْم الفيء - طريقة قسمة سهم النبي ﷺ من الغنائم بعد وفاته، فقال

An-Nasa'i telah menyebutkan-setelah membahas kitab pembagian fai (harta perang)-cara pembagian saham Nabi ﷺ dari harta pampasan perang setelah beliau wafat, 

وسهم النبي ﷺ إلى الإمام: يشتري الكراع منهم، والسلاح، ويُعطي منه من رأى، ممن رأى فيه غناء ومنفعة لأهل الإسلام، ومن أهل الحديث والعلم والفقه والقرآن (۲)

"Saham Nabi diserahkan kepada imam, yaitu untuk keperluan membeli kuda perang dan senjata, yang akan diberikan kepada orang yang dapat membela dan bermanfaat untuk umat Islam, baik ahli hadits, orang yang berilmu, ahli fikih, maupun ahli tafsir."

Shahih Sunan Ibnu Majah, al-Bani, muqadimah, bab 19, hadits no. 194/234 (hasan).


وقد جعل النبي ﷺ المؤمن مثلا في دوام النفع به، وشبه النخلة به لدوام خضرتها وإمكانية الانتفاع بكل ما فيها، فقال: «إني لأعلم شجرة يُنتفع بها مثل المؤمن (۳)

Nabi ﷺ telah menjadikan seorang mukmin sebagai contoh orang yang konsisten dalam memberi manfaat. Beliau telah mengumpamakannya (seperti) pohon kurma yang selalu hijau sehingga dapat memanfaatkan semua yang ada pada pohon itu. "Sesungguhnya aku ajarkan bahwa pohon yang selalu dapat dimanfaatkan itu bagaikan seorang mukmin."

Shahih Sunan an-Nasa'i, al-Bani, penjelasan an-Nasa'i atas hadits no. 3866 dalam kitab pembagian fai.

والمؤمن يحرص على تقديم خيره إلى الناس لوجه الله، وابتغاء مرضاته، ولا تتحكم به مشاعر شخصية، أو مواقف عارضة

Seorang mukmin selalu berusaha untuk memberikan manfaat kepada umat manusia dengan niat karena Allah untuk mencari ridha-Nya, dan bukan karena untuk mencari kepentingan pribadi atau kepentingan sesaat.

وقد عاتب ربُّنا عز وجل أبا بكر رضي الله عنه حين حلف ألا ينفق على مسطح بن أثاثة لمشاركته في حديث الإفك

Allah telah menegur Abu Bakar r.a. ketika ia bersumpah untuk tidak bersedekah kepada Musthah bin Atsatsah karena keterlibatannya dalam peristiwa haditsul Ifki fitnah yang menimpa Aisyah r.a.).

فحلف أبو بكر أن لا ينفع مسطحا بنافعة أبدا

Abu Bakar r.a. bersumpah untuk tidak memberi bantuan lagi kepada Mustah untuk selamanya.

فلما نزل قوله تعالى : ويبين الله لكم الآياتِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ [النور: ۱۸]

Ketika turun firman Allah, "Dan Allah menjelaskan keterangan-keterangan kepada kamu. Dan Allah itu Maha Mengetahui dan Mahabijaksana." an-Nuur [24] 18

قال أبوبكر : بَلَى وَاللَّهِ, إِنَّا لَنُحِبُّ أَنْ يَغْفِرَ لَنَا (1)

Abu Bakar berkata, "Kami terima. Demi Allah, sesungguhnya kami lebih suka Allah mengampuni kami." Musnad Ahmad, 2/115. Bukhari pun telah meriwayatkannya dalam kitab al- 'Ilmu, bab 5, hadits no. 62 (Fat-hu al-Baari 1/148).

وأعاد النفقة على مسطح

Kemudian Abu Bakar kembali membantu Musthah.

إذا كنت تحب أن يغفر الله لك، فهيّا إلى مزيد من الدعوة والنصح والإفادة والنفع، واستغلال الأوقات والطاقات

Apabila engkau ingin Allah mengampunimu, maka marilah kita lebih giat untuk melakukan dakwah, memberi nasihat, memberi manfaat, membantu, memanfaatkan waktu dan menggunakan potensi,

فإنه كما قال رسول الله ﷺ خَيْرٌ النَّاسُ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ (٢)

sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ "Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang paling banyak manfaatnya." 

Musnad Ahmad, 6/59-61. Bukhari telah meriwayatkannya.


خلاصة هذا الفصل وعناصره

KESIMPULAN

- إذا لم يقم المؤمن بتقديم النفع لم يتعدّ خيره إلى غيره

→ Apabila seorang mukmin tidak memberikan manfaatnya (kepada orang lain) maka kebaikannya tidak akan dapat dirasakan oleh orang lain.

- من استطاع أن ينفع أخاه فليفعل

→ Barangsiapa yang mampu melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi saudaranya, maka lakukanlah

- المبادرة بتقديم النفع قبل طلبه

→ Berinisiatiflah untuk berbuat baik lebih dahulu sebelum diminta

- اغتنام كل الأوقات في توصيل الخير

→ Memanfaatkan seluruh waktu untuk menyampaikan kebaikan.

- أوجب النفع ما كان للأقربين

→ Memberi manfaat lebih didahulukan untuk keluarga.

- من لم يقدر أن ينفع، فليحرص الاّ يضرّ

→ Barangsiapa yang tidak dapat memberi manfaat, maka usahakanlah untuk tidak merugikan orang lain.

- أعلى النفع : الجهاد، وأدناه : العزلة

→ Derajat yang paling tinggi dalam memberi manfaat adalah berjihad, sedang derajat yang paling rendah adalah mengasingkan diri.

- يعظم النفع بعظم المسؤولية، والضرر كذلك

→ Jika manfaat itu semakin besar, maka semakin besar pula tanggung jawabnya. Begitu juga hal-hal yang dapat merugikan orang lain.

- يعظم النفع بتأييده بالمال والسلطان

→ Manfaat akan semakin besar bila dibantu dengan harta dan kekuasaan.

في النفع اغتنام للطاقات المهدرة لمصلحة من يحتاجها

→ Bagian dari memberi manfaat adalah mengeksploitasi potensi yang terbengkalai untuk kepentingan orang yang membutuhkan.

- من مزايا المؤمن : دوام خيره وكثرة نفعه

→ Karakter seorang beriman selalu berbuat baik dan banyak memberi manfaat.

- النافع خير الناس

→ Orang yang bermanfaat itu adalah orang yang paling baik.


❤️❤️❤️

246 Di antara artikel bagus yang bermanfaat dalam hal ini adalah kitab Raful Haraj fisy Syariat al-Islamiyah, Dhawabit wa Tatbiqatihi karangan Dr. Shalih bin Abdullah bin Hamid dari Univ. Umul Quro, Fakultas Syariah wa Dirasat Islamiyah. Kami telah banyak mengambil faedah dari pembahasan ini, semoga Allah balasan memberi pengarangnya yang setimpal.


♥♥♥♥♥

Sumber:

 هذه اخلاقنا حين نكون مؤمنين

The Most Perfect Habit

Mahmud Muhammad Al Hazandar


∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞


Catatan 

Silahkan bila ada masukan atau kesalahan - tinggalkan di kolom komentar dalam rangka penyempurnaan.


Dipersilahkan - share

Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar: