وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى
"Tolong-menolonglah kalian dalam kebaikan dan takwa."
الْأَصْلُ فِي مُجْتَمَعِ الْمُسْلِمِينَ أَنَّهُ مُجْتَمَعُ تَعَاوُنٍ وَتَكَاتُفٍ وَتَعَاضُدٍ، وَلَكِنْ بِاتِّجَاهِ الْخَيْرِ وَالْبِرِّ وَالتَّقْوَى
Pada dasarnya, masyarakat muslim adalah masyarakat yang saling menolong, saling membantu, dan gotong-royong dengan tujuan kebaikan dan takwa.
وَبَعِيدًا عَنِ الشَّرِّ وَالْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
Jauh dari keburukan, dosa dan permusuhan.
وَطَالَمَا يَعِيشُ الْإِنْسَانُ فِي الْمُجْتَمَعَاتِ الْبَشَرِيَّةِ فَإِنَّهُ مَدْفُوعٌ لَا مَحَالَةَ إِلَى صُوَرٍ مِنَ التَّعَاوُنِ
Selama manusia hidup di tengah masyarakat, niscaya ia pasti akan memerlukan pertolongan,
تُعَبِّرُ عَنْ وَلَائِهِ لِأَبْنَاءِ مُجْتَمَعِهِ
sebagai ungkapan loyalitas bagi anak-anak dan masyarakatnya.
وَمُحْتَاجٌ لَا مَحَالَةَ إِلَى صُوَرٍ مِنَ التَّعَاوُنِ تُعَبِّرُ عَنْ ضَعْفِهِ وَعَجْزِهِ وَعَدَمِ اسْتِغْنَائِهِ بِنَفْسِهِ عَنْ مَعُونَةِ مَنْ يَعِيشُونَ حَوْلَهُ
Dan, sebagai ungkapan dari kelemahannya dan tidak adanya kesanggupan untuk hidup sendiri tanpa pertolongan orang-orang yang hidup di sekitarnya.
مِنَ الصَّدَقَاتِ الَّتِي يُزَكِّي بِهَا الْمُسْلِمُ يَوْمَهُ وَيَتَصَدَّقُ بِهَا عَلَى نَفْسِهِ أَنَّهُ (يُعِينُ ذَا الْحَاجَةِ الْمَلْهُوفِ) (۱)
Di antara sedekah yang dapat menjadikan hari-hari seorang muslim menjadi suci dan sekaligus bersedekah untuk dirinya sendiri, yaitu (menolong orang yang sangat memerlukan bantuan) 338
وَيُعِينُ الرَّجُلَ عَلَى دَابَّتِهِ فَيَحْمِلُ عَلَيْهَا - أَوْ يَرْفَعُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ.. (۲)
(...dan menolong seseorang di atas hewan tunggangannya lalu ia membawakannya atau ia membantu mengangkat barang-barangnya ke atas tunggangannya..). Shahih al-Bukhari, Kitab Jihad, bab 128, hadits ke-2989, al-Fat-h, 6/132.
وَإِذَا مَا وَجَدْتَ عَظْمًا فِي طَرِيقِ النَّاسِ كَانَ
dan, "Jika engkau menemukan duri di tengah jalan yang biasa dilalui manusia, maka
رَفْعُكَ الْعَظْمَ عَنِ الطَّرِيقِ صَدَقَةٌ، وَهِدَايَتُكَ الطَّرِيقَ صَدَقَةٌ، وَعَوْنُكَ الضَّعِيفَ بِفَضْلِ قُوَّتِكَ صَدَقَةٌ، وَبَيَانُكَ عَنِ الْأَرْثَمِ صَدَقَةٌ
tindakanmu menyingkirkan duri di tengah jalan tersebut merupakan sedekah, lalu engkau menunjukkan jalan bagi orang lain itu juga menjadi sedekah, serta pertolonganmu pada yang lemah dengan kekuatanmu itu menjadi sedekah, dan keteranganmu bagi orang yang tidak mengerti itu menjadi sedekah." Musnad Ahmad, 5/154.
إِنَّ مُجْتَمَعًا يَفْشُو فِيهِ التَّعَاوُنُ لَا يَضِيعُ فِيهِ أَحَدٌ وَلَا يَشْتَكِي مَخْلُوقٌ، لِأَنَّ كُلَّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ عِنْدَئِذٍ مَقْضِيُّ الْحَاجَةِ
Sesungguhnya, suatu masyarakat yang memiliki jiwa tolong-menolong, maka tidak akan kita temui lagi orang yang telantar serta tidak ada yang mengadu (tentang kekurangannya), karena setiap orang saling membantu orang yang sangat memerlukan.
مَعَانٍ عَلَى الشِّدَّةِ، وَيَكُونُ فِيهِ (الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا (۱)
Akhirnya, terwujud seperti apa yang disebutkan dalam hadits, "Orang beriman yang satu dengan orang beriman yang lainnya ibarat sebuah bangunan yang saling menguatkan satu dengan yang lainnya." Shahih al-Bukhari, Kitab Adab, bab 36 hadits ke-6026.
قَالَ ابْنُ بَطَّالٍ: "الْمُعَاوَنَةُ فِي أُمُورِ الْآخِرَةِ، وَكَذَا فِي الْأُمُورِ الْمُبَاحَةِ مِنَ الدُّنْيَا مَنْدُوبٌ إِلَيْهَا" (۲)
Ibnu Bathal berkata, "Pertolongan itu dalam perkara akhirat, demikian juga dalam perkara-perkara dunia yang mubah, yang dianjurkan baginya." Fat-hul-Bari, 10/450.
وَإِنَّ الَّذِي يَمْنَعُ عَوْنَهُ عَنْ إِخْوَانِهِ قَدْ يَتَخَلَّى اللَّهُ عَنْهُ حَيْثُ يَحْتَاجُ إِلَى الْعَوْنِ
Sesungguhnya, siapa yang enggan memberikan pertolongan untuk saudaranya, maka Allah swt. akan tidak mempedulikannya pada saat ia sedang membutuhkan pertolongan.
وَلِذَلِكَ فَقَدْ جَاءَ فِي الْحَدِيثِ أَنَّ مِنْ الثَّلَاثَةِ الَّذِينَ لَا يُكَلِّمُهُمْ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ
Karena itulah maka disebutkan dalam hadits, "Sesungguhnya ada tiga golongan di hari Kiamat yang didiamkan oleh Allah serta tidak dipandang oleh-Nya. Mereka adalah:
(.. وَرَجُلٌ مَنَعَ فَضْلَ مَائِهِ، فَيَقُولُ اللَّهُ: الْيَوْمَ أَمْنَعُكَ فَضْلِي كَمَا مَنَعْتَ فَضْلَ مَا لَمْ تَعْمَلْ يَدَاكَ)
seseorang yang tidak mau membagi air sedangkan ia berlebihan, maka Allah berkata, "Hari ini Aku tidak akan memberikan fadhal (Rahmat)-Ku sebagaimana dulu engkau tidak memberikan sesuatu yang engkau punya lebih," Shahih al-Bukhari, kitab al-Masaqah, bab 10 hadits ke-2369, al-Fat-h 5/43
وَإِنَّ مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ بِمَنْ يَتَوَلَّى أَمْرًا مِنْ أُمُورِ الْمُسْلِمِينَ
Dan, di antara bentuk dari rahmat Allah untuk orang yang bertanggung jawab terhadap urusan kaum muslimin (pemimpin)
أَنْ يَرْزُقَهُ اللَّهُ مَنْ يُعِينُهُ عَلَى أَمْرِهِ وَيُسَاعِدُهُ عَلَى الْقِيَامِ بِوَاجِبِهِ
adalah Allah akan menganugerahkan kepada orang yang menolongnya atas urusannya serta membantunya dalam melaksanakan segala tugasnya,
وَهُوَ وَاجِبٌ مِنْ وَاجِبَاتِ الْبِطَانَةِ نَدُرَ مَنْ يَقُومُ بِهِ فِي هَذَا الزَّمَانِ
dan hal itu merupakan salah satu kewajiban dari seorang teman dekat yang saling memberikan peringatan.
وَقَدْ جَاءَ فِي الْحَدِيثِ قَوْلُهُ ﷺ
Seperti yang telah disebutkan dalam hadits berikut ini, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,
إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِالْأَمِيرِ خَيْرًا جَعَلَ لَهُ وَزِيرَ صِدْقٍ
"Jika Allah menginginkan kebaikan pada seorang pemimpin, maka Allah akan menjadikan baginya seorang menteri yang jujur,
إِنْ نَسِيَ ذَكَّرَهُ، وَإِنْ ذَكَرَ أَعَانَهُ
yaitu jika ia (pemimpin) lupa maka menterinya mengingatkannya, dan jika ingat maka ia akan menolongnya.
وَإِذَا أَرَادَ بِهِ غَيْرَ ذَلِكَ جَعَلَ لَهُ وَزِيرَ سُوءٍ
Namun, jika Allah menginginkan sebaliknya, maka Allah akan menjadikan baginya seorang menteri yang buruk,
إِنْ نَسِيَ لَمْ يُذَكِّرْهُ، وَإِنْ ذَكَرَ لَمْ يُعِنْهُ (٤)
jika lupa maka ia (menteri) tidak mengingatkannya, dan jika ingat maka ia tidak menolongnya. "
Shahih Sunan Abu Daud, kitab al-Imarah, bab 4 hadits ke-2544/2932 (shahih)
إِنَّ مُجَرَّدَ دُخُولِ الْإِنْسَانِ فِي دَائِرَةِ الْإِسْلَامِ يَجْعَلُهُ مَصُونًا مَحْفُوظًا مَحْمِيَّ الذِّمَارِ مُقَالَ الْعَشْرَةِ
Dengan memeluk Islam, maka manusia akan terjaga dan dilindungi serta kesalahannya akan diampuni.
يَذْكُرُ بِلَالٌ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ- عَنْ نَفَقَةِ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ كَيْفَ كَانَتْ فَكَانَ فِيمَا قَالَهُ
Bilal r.a. menyebutkan tentang bagaimana cara Rasulullah ﷺ berinfak. Ia berkata,
".. وَكَانَ إِذَا أَتَاهُ الْإِنْسَانُ مُسْلِمًا فَرَآهُ عَارِيًا؛ يَأْمُرُنِي فَأَنْطَلِقُ فَأَسْتَقْرِضُ، فَأَشْتَرِي لَهُ الْبُرْدَةَ فَأَكْسُوهُ وَأُطْعِمُهُ.. (٥)
"Jika seseorang muslim datang padamu dan engkau melihatnya dalam keadaan telanjang, maka Rasulullah ﷺ memerintahkan aku, lalu aku bergegas pergi untuk meminjam uang. Aku membelikannya pakaian, lalu aku memakaikannya dan memberinya makan. "
Shahih Sunan Abu Daud, kitab al-Imarah, bab 35 hadits ke-2628/3055 (shahih).
وَيَدُورُ الزَّمَانُ لِيَغْدُوَ الْمُسْلِمُ حَرْبًا عَلَى أَخِيهِ ذِي الشَّيْبَةِ في الإسلام
Seiring berputarnya waktu, maka seorang muslim memusuhi saudaranya yang telah lama masuk Islam,
وَبَدَلًا مِنْ أَنْ يَسُدَّ خَلَّتَهُ، وَيَرُدَّ فَاقَتَهُ، يُحَارِبُهُ فِي رِزْقِهِ وَيَكُونُ عَوْنًا لِلشَّيْطَانِ
kemudian mengganti jalannya yang lurus menjadi jalan yang sesat, dan menginginkan kehancurannya, dengan merampas anugerah yang ia telah peroleh sehingga ia menjadi penolong setan!
عَلَيْهِ فَهَلْ هَكَذَا يَكُونُ الْبُنْيَانُ الَّذِي يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا؟
Lalu, apakah hal ini akan menjadi sebuah bangunan yang saling menguatkan di antara satu dengan yang lainnya?
إِنَّ مِنْ فَوَائِدِ التَّعَاوُنِ رَفْعُ الظُّلْمِ عَمَّنْ أُرِيدَ بِهِ الشَّرُّ، وَقَدْ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ فَقَالَ لَهُ
Di antara manfaat tolong-menolong ialah menghilangkan kezaliman dari seseorang yang berniat jelek. Seorang laki-laki datang menemui Rasulüllah ﷺ
الرَّجُلُ يَأْتِينِي فَيُرِيدُ مَالِي؟ - يَعْنِي مَاذَا أَفْعَلُ مَعَهُ - قَالَ: ذَكِّرْهُ بِاللَّهِ
lalu ia berkata, "Ada seseorang yang datang padaku lalu ia ingin merampas hartaku?" (Maksudnya, apa yang harus aku perbuat untuk menghadapinya?) Rasulullah berkata, "Ingatkan dia pada Allah."
وَلِأَنَّ الرَّجُلَ يَعْلَمُ أَنَّ بَعْضَ النُّفُوسِ لَا يَكْفِيهَا مُجَرَّدُ التَّذْكِيرِ بِاللَّهِ
Tetapi orang tersebut mengetahui bahwa sebagian jiwa ada yang tidak cukup hanya dengan sekadar mengingat Allah,
قَالَ: فَإِنْ لَمْ يَذْكُرْ؟ قَالَ: فَاسْتَعِنْ عَلَيْهِ مَنْ حَوْلِكَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ
lalu ia berkata lagi, "Bagaimana jika ia tidak bisa mengingat?" Rasulullah ﷺ menjawab, "Mintalah pertolongan pada kaum muslimin yang ada di sekitarmu."
قَالَ: فَإِنْ لَمْ يَكُنْ حَوْلِي أَحَدٌ مِنَ الْمُسْلِمِينَ؟ قَالَ: فَاسْتَعِنْ عَلَيْهِ بِالسُّلْطَانِ
Orang tersebut berkata lagi, "Bagaimana jika di sekitarku tidak ada seorang muslim?" Rasul menjawab "Mintalah pertolongan kepada penguasa."
قَالَ: فَإِنْ نَأَى السُّلْطَانُ عَنِّي؟ قَالَ: قَاتِلْ دُونَ مَالِكَ حَتَّى تَكُونَ مِنْ شُهَدَاءِ الْآخِرَةِ، أَوْ تَمْنَعَ مَالَكَ (۱)
Lelaki itu berkata, "Tetapi bagaimana jika penguasa itu menolak untuk menolongku?" Terakhir kalinya Rasul menjawab, "Lawanlah dia untuk menjaga hartamu sehingga engkau menjadi syuhada." Shahih Sunan an-Nasa'i, kitab Tahrim ad-Dam, bab 21 hadits ke-3808 (hasan shahih).
فَالْأَصْلُ أَنْ يُحَالَ دُونَ وُقُوعِ الظُّلْمِ عَلَى الضَّعِيفِ بِعَوْنِ الْمُسْلِمِينَ لَهُ مِنْ حَوْلِهِ وَبِعَوْنِ السُّلْطَانِ وَالْقَضَاءِ لَهُ لِكَيْ لَا يَضْطَرَّ لِلْمُقَاتَلَةِ بِنَفْسِهِ حَيْثُ لَا يَجِدُ مُعِينًا
"Pada dasarnya, kezaliman terhadap orang yang lemah harus dicegah dengan bantuan kaum Muslimin di sekelilingnya, serta dengan bantuan penguasa dan peradilan, agar ia tidak terpaksa berperang sendiri ketika tidak menemukan penolong.
وَإِذَا تُرِكَ النَّاسُ وَلَمْ يُعَانُوا كَثُرَتِ الْخُصُومَاتُ وَعَظُمَتِ الثَّارَاتُ... لِأَنَّهُ لَمْ يَعُدِ الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ
Jika manusia dibiarkan tanpa pertolongan, maka perselisihan akan banyak terjadi dan dendam akan membesar... karena mukmin tidak lagi seperti bangunan bagi mukmin lainnya."
وَإِذَا كَانَ اللَّهُ -عَزَّ وَجَلَّ- يَتَعَهَّدُ وَيَتَكَفَّلُ بِعَوْنِ أَصْنَافٍ مِنْ عِبَادِهِ أَفَلَا نَتَشَرَّفُ بِأَنْ نَكُونَ سَبَبًا لِهَذَا الْعَوْنِ وَسِتَارًا لِقَدَرِ اللَّهِ فِي قَضَاءِ حَوَائِجِ النَّاسِ؟
Jika Allah yang menjamin dan memelihara hamba-hamba-Nya maka apakah kita tidak mau menjadi perantara dalam mencukupi kebutuhan manusia?
وَمِنْ ذَلِكَ مَا جَاءَ فِي الْحَدِيثِ: "ثَلَاثَةٌ حَقٌّ عَلَى اللَّهِ عَوْنُهُمْ: الْمُجَاهِدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَالْمُكَاتَبُ الَّذِي يُرِيدُ الْأَدَاءَ، وَالنَّاكِحُ الَّذِي يُرِيدُ الْعَفَافَ (۲)
Disebutkan dalam hadits yang berkenaan dengan hal itu, "Tiga golongan yang berhak mendapat pertolongan Allah, yaitu orang yang berjihad di jalan Allah, budak mukatab yang ingin melunasi kebebasan dirinya, dan pernikahan untuk menjaga kesucian diri. Shahih Sunan at-Tirmidzi, Kitab al-l al-Imarah, bab 20 hadits ke-1352/1722(hasan).
وَكُلُّهَا عَوْنٌ عَلَى حَقٍّ بَشَرِيٍّ أَنْ يَعِيشَ الْمَرْءُ حُرًّا
Semuanya berhak mendapat pertolongan agar seseorang dapat hidup bebas.
فَيُعَانُ الْمُجَاهِدُ عَلَى التَّحَرُّرِ مِنْ طُغْيَانِ الطُّغَاةِ وَالْبُغَاةِ، كَمَا يُعَانُ الْمُكَاتَبُ عَلَى التَّحَرُّرِ مِنْ ذُلِّ الرِّقِّ
Seorang mujahid harus dibantu agar terbebas dari kezaliman dan kesewenang-wenangan, sebagaimana halnya juga membantu budak mukatab agar terbebas dari hinanya perbudakan,
وَيُعَانُ الشَّابُّ عَلَى التَّحَرُّرِ مِنْ رِقِّ الشَّهْوَةِ، وَيُحَصَّنُ الْمُسْلِمُ مِنْ كُلِّ صُوَرِ الِاسْتِعْبَادِ وَالذُّلِّ بِتَقْدِيمِ الْعَوْنِ لَهُ.
serta membantu para pemuda agar terbebas dari perbudakan nafsu syahwat, dan menjaga seorang muslim dari segala bentuk penyembahan dan kehinaan.
وَفِي التَّعَامُلِ مَعَ الْخَدَمِ وَالرَّقِيقِ وَجَّهَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ إِلَى مُعَاوَنَةِ أَحَدِهِمْ عَلَى مَا يَقُومُ بِهِ مِنْ أَمْرِ الْخِدْمَةِ: (إِخْوَانُكُمْ فَأَحْسِنُوا إِلَيْهِمْ أَوْ فَأَصْلِحُوا إِلَيْهِمْ وَاسْتَعِينُوهُمْ عَلَى مَا غَلَبَكُمْ، وَأَعِينُوهُمْ عَلَى مَا غَلَبَهُمْ)
Sedangkan dalam bergaul dengan pembantu atau budak, Rasulullah ﷺ mengajarkan agar turut membantu apa yang menjadi tugas pembantu, "Mereka itu adalah saudara kalian, maka berbuat baiklah kalian pada mereka, dan mintalah pertolongan pada mereka atas apa yang mereka alami, dan berilah pertolongan pada mereka atas apa yang menimpa mereka," Musnad Ahmad, 5/57.
وَفِي قِصَّةِ تَحَرُّرِ سَلْمَانَ بَرَزَتْ أَسْمَى صُوَرِ التَّعَاوُنِ حَيْثُ وَجَّهَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ سَلْمَانَ لِلْمُكَاتَبَةِ
Dalam kisah pembebasan Salman, tampak sebuah bentuk tolong-menolong pada saat Rasululllah ﷺ mengajarkan pertolongan terhadap kasus Salman yang seorang budak mukatab.
وَقَالَ لِلصَّحَابَةِ: "أَعِينُوا أَخَاكُمْ"
Rasulullah ﷺ bersabda kepada sahabat, "Tolonglah saudara kalian."
وَكَانَ سَيِّدُهُ قَدْ طَلَبَ مِنْهُ ثَلَاثَمِائَةِ نَخْلَةٍ يَزْرَعُهَا وَمَالًا يُؤَدِّيهِ لِيُحَرِّرَهُ
Karena tuannya telah memintanya untuk menanam sebanyak tiga ratus pohon kurma dan sejumlah uang yang harus ia bayarkan untuk kemerdekaannya.
فَتَطَوَّعَ كُلُّ مِنْهُمْ بِثَلَاثِينَ نَخْلَةً وَبِخَمْسَ عَشْرَةَ نَخْلَةً وَبِعَشْرٍ حَتَّى سَدَّدُوا عَنْهُ ثَلَاثَمِائَةِ نَخْلَةٍ
Setiap sahabat ada yang menyumbang tiga puluh, lima belas, dan sepuluh pohon kurma, sehingga jumlahnya mencapai tiga ratus pohon.
وَأَعَانَهُ الصَّحَابَةُ فِي الْحَفْرِ لَهَا، وَأَعَانَهُ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ فِي زِرَاعَتِهَا
Para sahabat membantunya menggali lubang sedangkan Rasulullah ﷺ ikut serta membantu menanamnya.
وَلَمَّا أُتِيَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ بِمِثْلِ بَيْضَةِ الدَّجَاجَةِ مِنْ ذَهَبٍ فِي بَعْضِ الْمَغَازِي دَعَا سَلْمَانَ وَقَالَ لَهُ
Dan, ketika dalam suatu peperangan, Rasulullah ﷺ mendapatkan sebuah patung telur ayam yang terbuat dari emas seraya beliau memanggil salman dan berkata,
(خُذْ هَذِهِ فَأَدِّ بِهَا مَا عَلَيْكَ..)
"Ambillah ini, lalu tunaikan apa yang menjadi keperluanmu." Musnad Ahmad, 5/443.
وَبِذَلِكَ أُعْتِقَ سَلْمَانُ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
dan dengan patung emas itulah ia merdeka.
وَكُلُّ مَا يَخْطُرُ عَلَى الْبَالِ مِنْ صُوَرِ التَّعَاوُنِ بَيْنَ الْمُؤْمِنِينَ يَعُمُّهُ قَوْلُ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ
Segala bentuk pertolongan yang tebersit di benak kita sebenarnya tercakup dalam sabda Rasulullah ﷺ
"مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ
"Siapa yang melapangkan kesusahan seorang muslim di dunia, maka Allah swt. akan melapangkan kesusahannya di hari Kiamat,
وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ عَلَى مُسْلِمٍ سَتَرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا دَامَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ" (۱)
dan siapa yang memberi kemudahan kepada fakir miskin maka Allah akan memberikan kemudahan baginya di dunia dan akhirat, siapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah swt. akan menutupi aibnya di dunia maupun akhirat. Allah swt., selalu menolong hamban-Nya selagi hamba itu mau menolong saudaranya," Shahih Sunan Abu Daud, kitab al-Adab, bab 68 hadits ke-4137/4946 (shahih).
وَلَقَدْ كَانَتِ النِّسْوَةُ تُقَدِّمُ خَدَمَاتِهَا فِي مَيَادِينِ الْجِهَادِ، وَمِنْ ذَلِكَ مَوْقِفُ نِسَاءٍ مِنْ بَنِي غِفَارٍ أَرَدْنَ الْخُرُوجَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ إِلَى خَيْبَرَ
Ada seorang wanita yang ikut serta di medan jihad. Wanita tersebut berasal dari bani Ghifar yang ingin ikut berperang bersama Rasulullah ﷺ ke Khaibar.
فَقُلْنَ لَهُ: (يَا رَسُولَ اللَّهِ قَدْ أَرَدْنَا أَنْ نَخْرُجَ مَعَكَ إِلَى وَجْهِكَ هَذَا، فَنُدَاوِيَ الْجَرْحَى، وَنُعِينَ الْمُسْلِمِينَ بِمَا اسْتَطَعْنَا. فَقَالَ: عَلَى بَرَكَةِ اللَّهِ) (۲)
Wanita tersebut berkata kepada Rasulullah ﷺ "Wahai Rasul, kami ingin ikut berperang bersamamu, dengan cara mengobati pasukan yang terluka, dan kami akan menolong kaum muslimin dengan segenap kemampuan kami." Rasulullah saw. menanggapi, "Semoga Allah memberkahi kalian." Musnad Ahmad, 6/480.
فَإِذَا كَانَ هَذَا شَأْنَ النِّسَاءِ فِي التَّعَاوُنِ فَهَلْ يُحْجِمُ الرِّجَالُ؟
Jika hal ini merupakan bentuk pertolongan dari wanita, maka apakah seseorang akan melarangnya?
وَأَصْحَابُ الْأَهْدَافِ الْعَظِيمَةِ لَا يَصِلُونَ إِلَى أَهْدَافِهِمْ بِالْجُهُودِ الْمُتَضَادَّةِ الْمُتَنَافِرَةِ
Orang-orang yang memiliki kemampuan yang kuat tidak akan tercapai tujuannya dengan usaha yang kontradiksi dan bercerai berai.
وَلَنَا فِي ذِي الْقَرْنَيْنِ أُسْوَةٌ حِينَ قَالَ لِقَوْمِهِ
Kami mengambil teladan dari Raja Zulkarnain ketika ia berkata pada kaumnya,
مَا مَكَّنِّي فِيهِ رَبِّي خَيْرٌ فَأَعِينُونِي بِقُوَّةٍ أَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ رَدْمًا [الكهف: ٩٥]
"Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka." (al-Kahfi [18]: 95)
فَلْنَتَعَاوَنْ بِقُوَّةٍ لِلْخَيْرِ وَعَلَى الْخَيْرِ، وَلْنَخْرُجْ مِنْ دَائِرَةِ الْأَنَانِيَّةِ وَالِاهْتِمَامَاتِ الْفَرْدِيَّةِ، وَلْنَعِشْ مَشَاعِرَ الْأُمَّةِ ذَاتِ الْجَسَدِ الْوَاحِدِ
Mari kita tolong menolong dengan kuat untuk kebaikan dan di atas kebaikan, dan keluarlah dari lingkaran egoisme dan kepentingan individu, serta mari kita hayati perasaan bangsa seperti satu tubuh.
---
خُلَاصَةُ هَذَا الْفَصْلِ وَعَنَاصِرُهُ
KESIMPULAN
الْإِنْسَانُ لَا يَسْتَغْنِي عَنِ التَّعَاوُنِ مَعَ أَفْرَادِ مُجْتَمَعِهِ
→ Manusia tidak dapat terlepas dari pertolongan orang lain.
كَثِيرٌ مِنْ صَدَقَاتِ الْمَرْءِ عَلَى نَفْسِهِ إِنَّمَا هِيَ مِنْ صُوَرِ التَّعَاوُنِ
→ Kebanyakan harta yang disedekahkan orang itu menjadi salah bentuk dari ta'awun
مِنْ أَبْرَكِ صُوَرِ التَّعَاوُنِ التَّعَاوُنُ مَعَ الْأَمِيرِ الصَّالِحِ
→ Di antara bentuk ta'awun yang utama adalah membantu pemimpin yang saleh (baik).
حَدِيثُ الدُّخُولِ فِي الْإِسْلَامِ تُقَدَّمُ إِلَيْهِ خَدَمَاتٌ تَعَاوُنِيَّةٌ
→ Banyak peristiwa dalam Islam yang menganjurkan tolong-menolong
مِنْ أَعْظَمِ التَّعَاوُنِ
Di antara bentuk ta'awun yang utama adalah
التَّعَاوُنُ فِي دَفْعِ الظُّلْمِ
tolong-menolong dalam melawan kezaliman;
فِي تَجْهِيزِ الْغَازِي
tolong-menolong dalam mempersiapkan keperluan perang;
فِي تَزْوِيجِ الْعُزَّابِ
tolong-menolong dalam menikahkan para pemuda;
فِي مُعَاوَنَةِ الْخَدَمِ
tolong-menolong dalam menolong pembantu;
فِي تَحْرِيرِ الرَّقِيقِ
tolong-menolong dalam memerdekaan budak;
---
## مِنْ أَخْلَاقِنَا فِي الْأُخُوَّةِ
Diantara Akhlak Kita dalam Persaudaraan
أَثَرُ التَّعَاوُنِ فِي الدُّنْيَا يُلَاقِيهِ صَاحِبُهُ فِي الْآخِرَةِ تَنْفِيسًا وَتَيْسِيرًا
* dampak tolong-menolong di dunia yang dijumpai pelakunya di akhirat sebagai bentuk keringańan dan kemudahan.
الْمُجْتَمَعُ الْمُتَعَاوِنُ يَشْتَرِكُ جَمِيعُ أَفْرَادِهِ
* Masyarakat yang bekerja sama, semua anggotanya ikut serta.
➖➖➖➖
📙📙📙 Sumber :
هذه اخلاقنا حين نكون مؤمنين
The Most Perfect Habit
Mahmud Muhammad Al Hazandar
∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞
Catatan Silahkan bila ada masukan atau kesalahan - tinggalkan di kolom komentar dalam rangka penyempurnaan.
Dipersilahkan - share. Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar